Jumat, 16 Juli 2021

Hahaha.. Ado- Ado Bae

 

Disebuah ruangan diadakan rapat panitia pelaksanaan acara, Bujang juga terlibat sebagai panitia acara. Saat ini mereka membahasa waktu pelaksanaan acara dan sepakat bahwa acara dilaksanakan jam 9 pagi, kemudian mereka mebahas waktu undangan.

“Bang, bagaimana kalau  jam nya di tulis jam 08.30 saja, soalnya banyak orang kita ini jika diminta datang jam Sembilan, jam Sembilan itulah dia berangkat dari rumah” saran Bujang

“Ya benarlah  kata Bujang itu” kata panitia lain, akhirnya merekapun sePakat untuk menulis jam 08.30 di undangan,

Saat hari pelaksanaan, jam 08.30 tapi tamu undangan yang datang masih sedikit bahkan tidak sampai dari setengahnya, para panitiapun menunggu paling tidak di jadwal aslinya acara dimulai jam 9 dan mereka piker setengah jam itu sudah cukup.

Setelah jam 9 masih sisa 10 orang yang belum hadir, panitia sepekat menunggu 5 menit lagi dan akan memulai pembukaan acara. Bujang mengambil posisi dibelakang tamu undangan untuk memastikan kegiatan acara bisa berjalan kondusif, dia mendengar percakapan beberapa tamu undangan.

“Bagaimana ini acaranya? Katanya  jam 08.30 tapi ini sudah setengah jam  tapi masih belum mulai acaranya”

“Wah benar kamu bang, jam karet banget ini, tidak jelas”

Bujang tau pasti bahwa orang yang sedang mengobrol itu juga baru datang sekitar 15 menit yang lalu, Bujang menghela safasnya

“huuuhhh….hahaha ado ado bae”  gumam Bujang

 

***

 

Siang itu Bujang sedang duduk di pos kamling menonton bapak- bapak sedang bermain catur di temani kopi dan ubi rebus, saat mereka sedang bermain seseorang menyapa mereka

“Assalamualaikum, wei lagi main apa ini” Sapa Pak Hamadi

“Dak ado lah Bang” Jawab Pak Ihsan yang sedang bermain catur bersama Pak Adi

“Iya Pak Mad, lagi main catur aja ini. Pak Mad mau kemana?” Tanya Pak Adi pada Pak Hamadi

“Dak dolah Pak Adi, Cuma lewat aja” Jawab Pak Adi “Lanjut lah Pak, Saya mau pergi dulu” tambahnya

“Iya lah, Pak hati- -hati” Kata Pak Ihsan

“Woi Jang, ngapain” tegur Pak Adi

“Nonton Pak Ihsan dan Pak Adi main catur aja, Pakcik*” Jawab Bujang sambil tersenyum

“Oo baiklah, sudah saya pergi dulu bapak- bapak Assalamualaikum” pamit Pak Hamadi

“Waalaikumsalam” Jawab bapak- bapak dan Bujang, Pak Hamadi pun pergi.

Tak lama kemudian Pak Ihasan melihat Wak Juned lewat sambil membawa dua kantong plastic berukuran besar di kedua tangannya

“Dari mana wak?” Tanya Pak Ihsan

“Dak do lah*” Jawab Wak Juned

“Wih, borong Wak kita nih” Goda Pak Adi melihat kantong plastik yang dibawa Wak Juned

“Dak do lah bang, ini belanjaan istri saya” kata Wak Juned

“Nah mana istrinya Wak, perasaan sendirian aja” Tanya Pak Adi

“Mampir dulu di warung Nek Siti, lupa beli calok*. Saya duluan ya, berat soalnya hehehe… Assalamualikum” kata Wak Juned lalu kembali berjalan pulang

“Ya hati- hati Wak, waalikumsalam” Jawab mereka

Karena merasa sudah cukup lama di sana Bujang pun berniat pulang kerumah

“Pak, saya pulang dulu ya” Kata Bujang

“Sudah mau  pulang saja, cepat sekali” Kata Pak Adi

“Nanti saja dulu” Tambah Pak Ihsan

“Sudah sore pak, Nanti Mak Bujang marah” canda Bujang

“Seperti budak*  kecil saja kamu Bujang- Bujang” ledek Pak Adi

“Hehe, Maaf lah Pak, saya pulang ya, Assalamualikum” pamit Bujang

“Waalikumsalam” Jawab bapak- bapak

Bujangpun pulang kerumah, dia mengingat jawaban dari bapak- bapak yang selalu mengatakan ‘dakdo lah’ dan merasa itu sedikit unik

“Hahaha… ado- ado bae” gumam Bujang

 

***

 

Pagi itu Mamak pulang dari pasar membawa tiga buah durian. Mamak meletakkan semua durian di lantai dapur dan memangil Bujang

“Bujang ooh Bujang, Bantu dulu Mamak kupas durian ini”

“Buat apa Mak?”

“Untuk membuat Tempoyak”

“Baik Mak”

Bujang pun lalu membelah buah durian tersebut dan mengambi isinya dan di masukan kedalam baskom berukuran sedang

“Jang, langsung dipisahkan saja bijinya, beri garam juga sedikit”

“Iya mak”

Setelah Bujang mengupas semua duren Bujang memisahkan daging dan biji durian, kemudian biji duriannya diberi garam dan diaduk

“Mak , mau disimpan diaman Tempoyaknya?” Tanya Bujang

“Masukkan kedalam toples aja” Jawab Mamak

Bujang memasukkan Tempoyak kedalam toples dan menempeli toples dengan kertas kemudian menuliskan kata ‘Jangan Dimakan’ lalu menyimpannya di dalam lemari dapur,

Setelah dua hari Bujang membuka toples Tempoyak sebentar dan meninggalkannya di atas meja makan. Supik adik perempuan Bujang baru saja pulang dari sekolah, dia langsung berjalan kedapur karena ingin memakan sesuatu. Diciumnya aroma durian yang harum di dapur, beberapa hari lalu dia melihat kulit dan biji durian di tempat sampah, dia merasa kecewa karena dia tidak di sisakan. Supik puk mencari asal wangi durian itu dan melihat bahwa asalnya dari toples yang ada di meja. Supik mengambil toples tersebut dan membaca tulisan di toples

 “Jangan dimakan, iih, pelit” ketus Supik, namun dia tetap membuka toples tersebut dan mencicipi isinya

“oooeeeek, apaan nih” Supik memuntahkannya

“Kenapa?” Kata Bujang yang langsung pergi ke dapur saat mendengar suara Supik

“Apa ini Bang? Sudah basi ini ya?” Tanya Supik, wajahnya terlihat lucu karena dia baru pertama kali memakan tempoyak, rasa asam yang aneh memenuhi mulutnya

“Itu Tempoyak belum jadi, kenapa kamu makan hahah… kan sudah ada tulisannya jangan dimakan?” Bujang tertawa melihat adiknya

“Ih, Supik mau makan durian Bang… bleeek.. gak enak” tubuh Supik bergidik jijik dengan sesuatu yang dia rasakan di mulutnya

“Hahaha… Ado- ado bae… Supik- Supik…Hahaha” Bujang tak bisa menahan tawa karena kecerobohan adiknya sangat lucu.

 

 

*)

Ado- ado Bae = Ada- ada saja.

Bujang = Panggilan untuk anak laki= laki

Supik = Panggilan untuk anak perempuan

Calok= Terasi

Dak do/ dak dolah = tidak ada. (dalam pecakapan ini kata tersebut hanya sebagai basa basi)

Budak = anak- anak

Pakcik = Adik dari ayah/ ibu

Mamak = Ibu

Wak/ uwak = panggilan saudara ayah/ ibu yang lebih tua, bisa juga digunakan sebagai panggilan pada seseorang yang lebih tua

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hahaha.. Ado- Ado Bae   Disebuah ruangan diadakan rapat panitia pelaksanaan acara, Bujang juga terlibat sebagai panitia acara. Saat ini ...